Di kota metropolitan seperti Jakarta, mobilitas orang-orang usia 20-45 tahun—karyawan profesional, pebisnis, urban middle class—itu tinggi. Mereka tiap hari berangkat ke kantor, bertemu klien, menggunakan transportasi umum, termasuk Transjakarta. Bagi brand (terutama FMCG dan turunannya) yang menyasar segmen ini, pasang iklan di Transjakarta adalah pilihan strategis. Kenapa?
Bus Transjakarta berjalan di banyak koridor padat, melintas jalan protokol, area komersial, pusat bisnis, perkantoran, kampus. Dalam satu harinya, unit-bus melayani ratusan ribu penumpang dan banyak orang yang melihat dari luar (di halte, jalan). Data menyebutkan bahwa Transjakarta sudah punya hampir 1.000 bus yang bisa digunakan untuk “branding” sehingga potensi paparan sangat besar.
Untuk target usia 20-45, yang kemungkinan besar sering berada di luar rumah, punya mobilitas tinggi, Pasang iklan di Transjakarta yang dilihat berulang kali menjadi sangat efektif. Paparan yang tinggi dan frekuensi lihat ulang membangun brand recall.
Brand yang tampil di media transportasi publik seperti pasang iklan di Transportasi Umum sperti bus Transjakarta cenderung dipersepsikan lebih mapan, besar, atau setidaknya serius dalam marketing mereka. Ini penting di kalangan profesional & pebisnis, di mana citra dan reputasi punya pengaruh.
Orang yang naik Transjakarta kemungkinan sedang bepergian ke kantor, meeting, atau aktivitas usaha. Di situasi tersebut banyak “moment” ideal: menunggu, duduk, melihat interior bus, menunggu halte. Pasang iklan di transportasi umum seperti Iklan di bus atau di halte bisa menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari mereka, jadi iklan yang kreatif + relevan dengan kondisi mereka (misal produk FMCG: minuman, snack sehat, kopi, skincare, pakaian kerja, aplikasi) akan lebih mudah diterima, lebih terasa personal.
Dibandingkan TV (prime time), radio, media digital yang butuh biaya iklan sangat tinggi dan kompetisi kuat, iklan luar ruang (OOH) terutama transport branding seperti bus menawarkan visibilitas terus-menerus dan lebih sedikit diblokir atau diabaikan. Penumpang tidak bisa skip iklan di badan bus atau di jendela bus. Frekuensi melihat bisa tinggi.
Contoh Bisnis yang Sangat Cocok
Brand-brand FMCG dan turunannya sangat cocok untuk pasang iklan di Transjakarta karena produk mereka umumnya digunakan sehari-hari dan berulang. Beberapa contoh:
Brand-brand ini diuntungkan karena kebutuhan pembeli sering spontan, pengulangan pembelian tinggi, dan juga bisa memanfaatkan impuls dari paparan iklan.
Tarif / Biaya Iklan di Bus Transjakarta: Berapa Besar?
Untuk merencanakan anggaran iklan, penting memahami harga pasang iklan di Transjakarta / tarif pasang iklan di busway Transjakarta / biaya pasang iklan di busway / sewa pasang iklan di Transjakarta. Berikut adalah data terkini serta kisaran yang bisa dijadikan referensi:
Media / Tipe Iklan | Kisaran Biaya / Tarif | Catatan |
Full body sticker (eksterior badan bus) | ± Rp 60.000.000 – Rp 95.000.000 per bulan tergantung tipe bus (single, articulated, double decker) | Contoh: Bus Transjakarta tipe maxi ~Rp 65 juta/bulan; articulated ~ Rp 75 juta; Wisata double-decker ~ Rp 95 juta. |
Interior bus (handgrip, partisi, ceiling panel, etc.) | ± Rp 39.000.000 per bulan untuk satu unit interior full set komponen tertentu (partisi + handgrip) | Bisa lebih murah jika hanya sedikit panel atau spot interior saja. |
Iklan eksterior biasa (body panel, sisi samping, belakang) | Mulai dari ± Rp 50 juta hingga lebih tergantung ukuran & rute | |
Iklan interior bus | Dari sekitar Rp 50 juta per bulan tergantung tipe dan jumlah unit bus yang digunakan | |
Iklan di halte / branding halte | Estimasi ≈ Rp 100 juta – Rp 300 juta per bulan pada halte strategis; atau lebih tergantung lokasi dan luas branding yang dipakai. | |
Estimasi umum biaya sewa pasang iklan di bus Transjakarta | Umumnya berkisar Rp 50 juta – Rp 130 juta per bulan tergantung jenis media, jumlah unit, durasi kontrak. |
Berapa Anggaran yang Perlu Dialokasikan oleh Brand FMCG
Brand FMCG yang ingin menggunakan media iklan seperti Pasang iklan di Transjakarta harus memperhitungkan beberapa komponen dalam anggaran iklan:
Contoh Anggaran
Misal sebuah brand snack atau minuman ringan yang menyasar usia 20-45 ingin menjalankan kampanye 3 bulan dengan:
Perhitungan kasar:
Jadi untuk satu bulan total ≈ Rp 1,350 miliar. Untuk kampanye 3 bulan, bisa total Rp 4,05 miliar + biaya produksi dan logistik.
Brand FMCG dengan produk margin tinggi, atau yang sudah mapan, biasanya bisa mengalokasikan ”portion” iklan luar ruang (OOH) dalam 5-15% dari total budget marketing mereka, tergantung seberapa besar target pasar dan frekuensi kampanye dibandingkan media lain (TV, digital, influencer). Beberapa perusahaan FMCG besar bahkan memiliki budget iklan total tahunan mencapai puluhan triliun rupiah, dan OOH secara konsisten mendapat porsi.
Misalnya data menunjukkan bahwa pada semester I/2022, belanja iklan seluruh FMCG di Indonesia mencapai ~ Rp 135 triliun gross rate card. Dari angka sebesar itu, sebagian akan diarahkan ke luar ruang termasuk transport branding.
Kapan & Bagaimana Brand Harus Memutuskan untuk Menggunakan Iklan Transjakarta
Untuk memastikan bahwa budget digunakan efektif, brand perlu memperhatikan:
Kesimpulan
Pasang Iklan di Transjakarta adalah opsi media luar ruang yang sangat potensial bagi brand yang menyasar usia 20-45 tahun, profesional, pebisnis, kelas menengah urban. Dengan:
brand FMCG yang mampu mengalokasikan budget yang cukup dan menyusun strategi yang matang bisa memperoleh dampak signifikan: pengenalan merek, persepsi brand yang lebih kuat, dan pada akhirnya peningkatan penjualan.
Saat ini belum ada komentar